Cerita Cinta Berakhir di Sini - Here, After

Seseorang pernah datang di dalam hidup gue, memberikan banyak sekali tentang kehidupan. About how sad life can be , and also for the opposite , how fun life can be.. Hidup seseorang gak pernah menjadi sia-sia, bahkan bayi pun lahir ke dunia dengan membawa satu misi berupa kebahagiaan bagi orang tuanya , atau setidaknya misi membawa pertalian darah untuk keturunan dari orang tua tersebut.


Same as you, someone who told me about how life's going in your sunglasses.

Namanya Mahir Pradana, dia salah satu orang yang kemudian memberikan gue suatu pengalaman bagaimana merasakan sesuatu dengan tanpa mengalami kejadian tersebut. Dia banyak sekali bercerita ke gue, tentang suatu pertalian yang mengikat kumpulan orang yang membawa misi dengan pengalamannya masing-masing.



Sebut saja Adi (nama disamarkan) , dia adalah salah satu orang yang merupakan teman gaib dari mas Mahir. Gue inget banget gimana mas Mahir cerita, kalo teman mayanya yang satu itu mengalami satu fase kehidupan yang… beberapa orang menginginkannya dengan mudah sementara di lain sisi others struggle to not keep in touch with that phase. Patah hati, dengan seseorang yang posisinya berada jauh disana sehingga orang ini tidak bisa diraih dengan mudah.



"will someone please call a surgeon who can crack my ribs and repair this broken heart?" - Nothing Better (The Postal Service).



Huh? Apakah dokter bedah menangani penyakit patah hati juga? Yeah, bullshit. Dokter pun tidak bisa menangani specimen penyakit yang satu ini, only time can heal. Tapi mungkin lucu juga ya kalau ternyata seseorang yang meninggalkan elo dengan mudahnya bertemu dengan seseorang yang bisa membuatnya bahagia, namun harus mengalami masalah yang sama dengan orang itu sama seperti masalah yang membuat gue dan dia harus putus. I wish.



"She's like the wind…"



Gue cuma tau rasanya patah hati, rasanya gue harus membuang jauh pacarnya mantan gue saat ini, ke sebuah negeri antah berantah, dengan berharap bahwa ia dan saudaranya menemukan gadis lain dan pergi jauh dari mantan gue.



Do I have to think that you're struggle with all of this? Do I have to ask about how happy you are in this steps?



"Why's it always you and never me. I've never cared too much about honesty.."



Gak akan ada kata keadilan, kecuali dia harus merasakan rasanya patah hati, mungkin dengan melihat seseorang yang sangat disayanginya setengah mati ternyata harus terpisahkan karena sebuah perjodohan dengan orang gila yang kemudian diketahuinya juga tidak menginginkan perjodohan tersebut?



Dasar orang gila, apa rasanya menikah tanpa cinta? Detik ini perjodohan masih eksis? Ya, tanyakan saja pada sang perawat yang menemani si orang gila ini, berharap matanya tidak terbutakan oleh tampang si orang gila dan kemudian membelanya habis-habisan karena jatuh cinta padanya. Sinting, mana ada orang waras yang jatuh cinta pada orang gila?



If that's exists, I just want to say HAH? Jatuh cinta pada suami orang yang waras saja sudah cukup gila, apalagi kalau suami orang itu orang gila.



Well that's life!



Even problem about getting your husband out from my girl is so hard to do when your heart beats to the other guy.



What a f*ckin life!



***



Hey , there! Bingung sama postingan gue diatas? Noooooooo, gue gak lagi curhat di blog. Gue Cuma berusaha mengupas, apa yang sudah gue rasakan setelah gue berada disini dan setelahnya.



Here, After.



Dulu banget, gue pernah mengangkat tangan ketika bapak-ibu guru memberikan pertanyaan yang menurut gue bisa gue jadikan percept dalam processor gue untuk memproduksi sebuah output.



Dulu banget, gue pernah mengangkat tangan ketika MC di panggung bertanya siapa yang mau dapet hadiah.



Dulu banget, gue pernah mengangkat tangan hanya sekedar untuk mengajukan diri sebagai mereka yang hendak bertanya dalam sebuah diskusi.



Dan not a long time ago, gue mengangkat tangan ketika seseorang menanyakan "Siapa yang setuju novel Diana terbit?"



Gue masih inget ketika waktu itu geng FRT dewasa sibuk memaki-maki (not literally means, believe me) naskah yang sebenarnya mereka ajukan dalam top 5 menurut mereka, sementara geng bom pensi ,geng nuklir, dan geng narkoba (baca : aveline,ayas,ribka,mega dan gue) sibuk cekakakcekikik karena geng dewasa belum menyadari kalo orang yang mereka silet lewat mulut ada di hadapan mereka.



What a funny memories. Ya, sekarang naskah yang dulu dicerca itu sudah berevolusi jadi lebih cantik dari sekedar kumpulan kertas A4 dengan tinta hitam dan jilidan lakban. Walaupun agak sedikit kecewa karena kecantikannya banyak cacat fisiknya :p *no offense ya mas-mas dan mbak-mbak penunggu Gagas Media*



Ketika gue tau Mbak Windy Ariestanty memposting bahwa #NovelHereAfter , begitu kita biasa menyebutnya di twitter , sudah bisa disilaturahmi di toko buku di wilayah selatan Jakarta, gue langsung merencanakan bahwa ketika gue pulang nantinya, gue akan pergi berkunjung ke surge gue tersebut buat sekedar menyapa kasir dan memberikan #NovelHereAfter itu. No , novel ini bukan bikinan gue ya teman-teman, ini bikinannya mas Mahir Pradana, gue Cuma membantu beliau *deuile beliau* untuk memperkenalkan si pendatang baru di kancah perbukuan ini kepada khalayak.



Actually , ketika gue berhasil mendapatkan buku ini, gue sama seperti kata aveline di sini. Gue tidak sebegitu interestnya membuka halaman-demi halaman selanjutnya. Gue saat itu juga sedang dalam proses menamatkan sebuah novel keluaran Gagas Media juga , judulnya "Halo, Aku dalam Novel" dan gw memang lebih prefer membuka halaman demi halaman #NovelHereAfter . Namun kenyataannya, neither si novel Halo nor #NovelHereAfter yang gue bela-belain baca didalem bis waktu itu. Simply said, I'm not interested in #NovelHereAfter 's 1st chapter. Okay , you can said that I love the way the character complains about his life with his genious lemma, but it is still unstatisfiable to make me stay in it's page. Sorry.



Eits, tunggu dulu. Kalo kata pepatah don't judge the book by it's cover, sama. Don't judge this book by it's 1st chapter *maksa* *bikin paham sesat sendiri* Gue udah buktiin, setelah gue menemukan minat untuk membaca si pendatang baru yang satu ini, jujur, mulai bab dua kebelakang, gue gak bisa berhenti ngebaca si novel yang satu ini.



Gue suka ketika mas Mahir memainkan opini yang agreeable by readers by his thoughts with cool words and make him looks very very very very genious <--- lebay dikit boleh ya ? :D



Gue suka ketika mas Mahir bisa berhasil mengangkat si karakter yang cuma muncul dalam sekian halaman ini menjadi salah satu karakter yang sangat bisa menusuk orang * Coba Baca chapter 5 deh yang tentang Arya*



Dan gue suka ketika mas Mahir bisa membentuk plot dengan intersection dan link list character yang menarik dalam sekumpulan array of point of view yang membentuk sebuah markov loveable story chain.



*Dan perlu dicatat saya tidak 'menyukai' mas Mahir , masih sadar kok saya sama kodrat* #abaikan



Membaca cerita ini membuat saya teringat pada sebuah cerita horror Thailand 4bia dan 4bia2. Walaupun 4bia dan 4bia2 tidak mengandung cerita cinta menye-menye tapi kalau digabung rasanya #NovelHereAfter tidak kalah menariknya dibandingkan dua buah cerita itu, eventough still there's short story's feel because of it's fragmen tapi gue sangat menikmati baca novel ini.



Kesimpulannya : kalo gue bisa memusatkan pikiran gue untuk menggerakkan pikiran lo, maka gue akan mentransfer pemikiran gue bahwa lo harus beli #NovelHereAfter ini *ga nyambung* *maksa* *yang penting tujuannya tercapai* *kebanyakan nonton the big bang theory* *geek* *ehkenapabanyakbangetini*




That's all folks para orang yang tersasar :)

Nb : more about #NovelHereAfter :
Judul: Here, After
Penulis: Mahir Pradana
Jumlah Halamanan: 198 hlm
Ukuran: 13 x 19 cm
Harga: Rp34.000
ISBN: 979-780-449-6
coba cek di sini dan di sini

tambahan : baru diedit : Flash presentation review here,after : bisa download di sini

Ngalor-Ngidul

Hello there! Sepertinya sudah sangat lama tidak bikin blogpost . Maklum ya selain sibuk berburu SKS, belakangan banyak banget hal dan tugas yang musti dikerjain sampai akhirnya lupa lagi sama yang namanya menulis blog...

and then.. sebenernya gue belom menemukan sebuah topik yang cukup menarik untuk di share. Hidup gue belakangan beneran monoton. Gue sendiri sebenernya sampai merasa bosan sendiri...

dan.. sebenernya sampai saat ini juga gak ngerti apa yang harus gue share :p

Akhirnya tanggal 30 Oktober 2010 kemaren, gue officially selesai dengan kewajiban harus datang ke kantornya Gagas Media yang di Montong. Term first reader team gue sudah habis terhitung tanggal tersebut. Akhirnya sekarang gue bebas dari yang namanya bacai naskah-naskah yang cukup unik menurut gue.

Kesannya? Seru lah pokoknya, ketemu orang-orang yang seru, bisa ketemu naskah yang unik (walau harus diem-diem baca naskah ditengah kelas ataupun tidur pagi karena baca naskah) dan sampai saat ini gue masih sangat ketagihan membaca novel, any genres,any authors asal "bagus".

Sebenernya gue salah satu orang yang tergiur ketika ada advertisement di blognya gagas kalau "gagas mau menghire segrup orang untuk bacain naskah dan dibayar". Actually it sounds fun. Tapi, percaya sama gue, nothing in this world fun in two way. Reading and Payment. percaya sama gue.

Di Gagas gue banyak banget dapet pelajaran dari bacain dan ngereviewin sampe waktu satu sama lain saling cerita tentang pengalaman masing-masing. Seru. Termasuk juga ngedapetin naskah ajaib nan unik juga ada. dan kalau para calon #FRT ngebayangin mereka bakal dapet naskah seperti yang di toko buku well, i guess make up your mind. Diantara naskah awal (penulis) dan toko buku ada editor loh dibaliknya, jadi sebaiknya berpikirlah rasional kalau naskah mentah susah sekali dicari yang sebagus seperti yang ada di toko buku *gampar diri sendiri*

Gue sendiri udah berada di tahapan suka membaca, senang membaca, rajin membaca sampai enek membaca selama 2x term FRT di gagas, mulai dari seru, "yah gitu deh" sampe seru lagi. Worth it lah kalau sekedar mencari experience terutama "uang saku" :p

Dan sekarang setelah selesainya semua naskah di term gue, tinggal menunggu terbit/tidak. kalau terbit tinggal promosiin penulisnya, siapa tau penulisnya bisa dikadalin dengan : Traktir dong!!! :digeplak:

Banyak banget advantagesnya sih menurut gue, bisa mengenal orang-orang baru (yang bisa jadi asik bisa jadi enggak-atau bahkan menyadari bahwa dunia semakin sempit karena orang yang baru lo kenal adalah temennya temen lo atau mungkin tetangga lo :geez:), ketemu para editor/ awak gagas yang setia menemani setiap minggu, ketemu naskah unik, belajar gimana caranya menyampaikan hal-hal yang sebenernya kalau lo sampaiin langsung jadinya kasar tapi mau gak mau harus lo sampaiin dengan cara halus lewat tulisan, belajar presentasi dan mempertahankan argumen, belajar gimana caranya menganalisis suatu cerita sampai gimana caranya memanajemen waktu supaya kegiatan sehari-hari-baca naskah - dan mereview naskah menjadi satu hal yang tetap saling mendukung tanpa harus ngorbanin satu demi satu.

that's my point of view in being FRT. sampai sekarang gue masih suka iseng-iseng bikin review dan bacain novel. Bahkan lagi nunggu novel Here, After. Soalnya sepertinya asik untuk disilet-silet dan dijadiin bungkus kacang *sebentar lagi digorok penulisnya*

Anyway, mari kita ngalor ngidul *saking gak ada ide mau nulis apa*

Apa yang belakangan terjadi dalam hidup gue ya? minggu ujian midterm, belajar mati-matian karena sebelumnya gak pernah masuk kelas, sempet dikerjain sama Ilham Ramdana dan Joy Ritchie yang ternyata 'Gagal' <--- udah tau duluan soalnya. deadline tugas yang membuat gue tidur jam setengah 6 pagi dan bangun jam 6 pagi. 'main' ke rumah temen kampus gue buat ngoding berasa gak ada sesuatu. Berita juga jadi macem-macem dan gak berguna, gue kayaknya mulai hidup yang biasa-biasa saja. Mungkin gue akan berhenti dulu menulis sampai gue menemukan topik yang cukup enak untuk di share.

see ya, for a long time :P

Best I ever Read : The- Announcer by Ibnu Novel Hafidz


Judul : The Announcer
Penulis : Ibnu Novel Hafidz
Penerbit : Navila
Cetakan : Pertama 2010
Tebal : x + 298 Halaman

I finally Found!!! *teriak gak santai* ehm, udah lama sih sebenarnya gue menemukan novel ini.

But I still love it. Semenjak dulu sebenernya gue agak curious sama dunia penyiaran, dan pengen banget banyak tau terutama gimana kalau seorang penyiar bertutur tentang kehidupannya sebagai penyiar, terutama penyiar malam. Kayaknya seru dan banyak aja yang bisa diceritain. Gimana seorang penyiar malam tetep harus siaran ketika banyak orang sebenernya tidur dan mengistirahatkan diri. Gimana seorang penyiar malam harus tetap jaga kondisi dan nahan suaranya supaya tetap siaran dengan santai setiap malam. Penasaran ga sih? Engga ya mungkin.. emang gue aja yang terlalu kepo berarti :hammer:

So far, gue belom menemukan naskah yang mengangkat cerita penyiaran yang bener-bener ngangkat kisah seorang penyiar dalam dunia siarannya, mungkin gue aja yang belom nemu. Yang paling mendekati mungkin buku yang gue beli waktu ada bazaar buku, lupa lengkap judulnya tapi kalo ga salah 104,6 Radio biru or something like that. Cerita tentang penyiar ngebawa beberapa kali penyiarannyanya but mostly naskah itu juga ngangkat kehidupan penyiar di luar dunia siarannya walau masih nyangkut waktu kerjanya dan itu sedikit banget.

And now I finally found! Karangannya Ibnu Novel Hafidz, judulnya the announcer. Pertama kali ngeliat gue langsung interest sama novel ini, sekaligus takut buat ngebelinya karena gue berfikir kalau novel ini tetep akan ngangkat kisah penyiar kaya yang udah-udah. Tempelan.

Ternyata enggak. Here I copy synopsis from the book’s back cover :

Suara penyiar itu seolah memiliki daya magis yang mampu menyihir pendengarnya. Getar pita suaranya yang berat nan berwibawa telah membuat hati para wanita yang mendengarnya turut bergetar penuh gejolak. Tapi sang penyiar bergeming. Ia sadar, ada bukan untuk mengulik nafsu syahwat, namun untuk bicara tentang kebenaran dan kesejatian cinta.
The announcer berkisah tentang liku-liku kehidupan penyiar di radio. Bukan hanya di udara, tapi juga dalam kehidupan nyata. Ia berkisah tentang perjuangan Sang penyiar dalam menghadapi persaingan dengan radio lain di tengah hingar binger budaya pop yang kian materialis. Juga tentang perjuangannya untuk menjaga keutuhan cinta. Rentetan demi rentetan dalam kisah ini memberikan cermin bahwa hidup tidak hitam dan putih.
Selain bertutur dengan jujur dan lugas, novel ini sangat menyentuh dan memberikan inspirasi bagi siapa saja yang hendak meneguk kearifan hidup.

Menarik? Kalau enggak try my synopsis :

Ini adalah cerita tentang Bara, seorang lelaki cerdas, taat beragama, berbadan atletis. Figur seorang lelaki yang sangat sederhana dan sangat kebapakan sekali. Tanya dia tentang profesinya dengan bangga dia akan menjawab Penyiar. Pekerjaan yang menurut orang tidak bisa menghidupi keluarga, tapi hal itu yang selama ini dilakukan Bara. Bekerja sebagai penyiar, menguasai pasar udara di Jakarta, untuk Karina. Istrinya yang sebentar lagi melahirkan anak pertamanya.

Suatu saat dimana seharusnya Arcadia building tempat Bara siaran memancarkan suara nan merdu yang selalu dinanti para pendengar, heboh dengan permohonan izin Bara untuk tidak siaran karena harus menemani Karina melahirkan anaknya di rumah sakit. Penyiar lain bingung, Program director lebih bingung lagi. Karena menurutnya seorang Bara, irreplaceable. Bara pergi ke RS dan Program director menunjuk seseorang untuk menggantikan Bara dengan syarat : tidak menjalankan program Bara, melainkan memutar lagu dan mengabari pendengar tentang kondisi Bara.

Bara menemani Karina, istrinya yang sangat manis, dalam proses persalinannya. Anaknya akhirnya lahir. Perempuan , kembar. Persalinan selesai, Anaknya selamat dibawa menyusu ke ibunya dan Bara tetap menemani Karina sambil bercakap-cakap. Sayang tidak berapa lama setelahnya, Karina meregang nyawa. Ia terlalu lelah untuk satu proses persalinan besar ini. Namun ia berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai ibu, memberikan ASI bagi anaknya, member nama bagi kedua putrinya , memastikan ayahnya menjaga kedua putri mereka.

Setelah semua terjadi, Bara mengundurkan diri dari dunia penyiaran Jakarta. Ia pindah kerumah Ibundanya tercinta di daerah Pekalongan dan membangun suatu radio dakwah disana. Bara memang punya kecerdasan di bidang ini, hanya beberapa saat Radionya pun sukses. Namun demikian, beberapa saat setalah anaknya masuk ke bangku sekolah, Bara dikirimi surat oleh Habib Husein. Radio di Yogyakarta yang dulu dibela oleh kakeknya untuk tetap mengudara butuh bantuannya. Dilemma mulai muncul, Bara harus meninggalkan anak-anaknya, ibunya, keluarganya ,teman-temannya dan Radionya. Untuk satu pilihan Dakwah yang lebih luas , Bara mengambil pilihan itu. Ia menjatuhkan pilihan. Mengorbankan sesuatu sementara untuk hasil yang lebih baik.

Dan demikianlah Bara, Masuk sebagai Program director Radio Suara Suhada dengan semua ganjalannya. Menghadapi orang-orang yang tidak koperatif, kondisi radio yang tergolong mengenaskan. Bara harus membangun radio ini dengan keluarga barunya yang satu per satu harus kembali padaNya. Tindakan anarkis, makian pendengar, kehilangan tokoh pendukung, fitnah, client yang mencoba bermaksiat pada Bara semua harus dihadapinya, untuk menghidupi Radio ini.

Bara memang sangat cerdas dan baik, jalannya membangun radio ini kembali ke masa jayanya melawan radio lain cukup mulus dengan beberapa bantuan orang-orang yang tentunya sangat menyayangi Bara. Keluarganya, teman-temannya, bahkan Aisyah. Dokter cantik yang saat ini praktik di Yogyakarta. Aisyah adalah dokter yang membantu persalinan Karina.

Respek, pendengar, rating, sponsor semuanya akhirnya didapat Bara. Radio Suara Suhada bisa hidup lagi, bangkit menuju level kejayaan yang sama. Semua berkat… Bara dan timnya dengan segala keminiman yang harus mereka jalankan selama mengoperasikan radio ini. Termasuk cinta keduanya, Aisyah.

Sayang, disaat semua kejayaan kembali datang pada Bara, ia memutuskan untuk… memusnahkan suaranya kecuali untuk keluarganya. Karena..?

Menarik gak? Kalau enggak salahnya di gue berarti bikin synopsis nan kacau :p

Nah, apa sih hebatnya novel ini? Diluar temanya yang agak tidak familiar buat diangkat ini, kemudian timbul alur penceritaan yang tidak terbaca akan dihentikan dimanakah cerita ini. Hebatnya lagi tiap-tiap part dalam alur novel ini terasa padat dan berisi tanpa harus mengisi dengan efek suara yang gak penting, percakapan yang tidak bermakna ataupun bahasa-bahasa slank yang membuat seorang penulis keliatan Gaol gilaaaa. Kenyataannya novel ini hadir dengan suatu penggunaan bahasa yang kurang fleksible dan lumayan kaku, namun pemakaian bahasa seperti ini justru menguatkan feel kesederhanaan dan kearifan dari tokohnya. Makna dan moral yang coba disampaikan penulis lewat novel ini sangat tersampaikan dengan segala kesederhanaan yang ada pada novel ini. Ini novel yang cukup padat isinya.

Penyiar harus gaul (dalam artian hampir seperti selebritis dengan kehidupan glamournya) terbantah disini.
Penyiar pekerjaan mudah terbantah disini.

Inti dari dunia penyiaran adalah tujuan radio lo, informasi atau hiburan. itu dia, bukan seberapa keren dan gaul atau ahlinya seorang penyiar. Buktinya : Bara.

Banyak yang harus lo tau sebelum bilang dunia penyiaran itu mudah untuk dimasuki, bukan pekerjaan yang penting dan menjanjikan. Coba baca naskah ini, kalo lo masih belom bisa nemuin peranan seorang penyiar dengan pekerjaannya yang hebat, dan lo gak tersentuh dengan naskah ini gue rasa lo miss a whole part di novel ini..

atau mungkin gak punya hati? *senyum iblis*

Sebenernya kalau dibaca bener-bener novel ini tuh intinya adalah bercerita tentang kekuatan seorang penyiar, terutama pada sumberdaya suaranya. Gue pernah punya kenalan (yah bisa dibilang teman versi gue entah versi mereka *menyedihkan*) seorang penyiar dan gue pernah juga ngerasain gimana power dari suara dan kharisma seorang penyiar. Pernah gak lo sebelumnya mendapati banyak orang menangis hanya karena seorang penyiar akan resign? Atau mungkin seorang pendengar yang rela mantengin penyiar kesayangannya sampai larut malam hanya demi untuk sepatah kata 'hai'? dan Pernah gak lo nemuin kekuatan seorang penyiar yang mampu jadi motivasi bagi seseorang untuk bisa menemukan langkahnya ke depan terlebih : tujuan hidupnya?

I've found it. Gue ada rekamannya yang bisa membuktikan itu, betapa berharganya seorang penyiar dimata pendengarnya. Dan betapa berharganya malam-malam waktu siaran seorang penyiar yang cuma 3 jam. *bingung gimana ngeshare-nya ya?* Gue pernah send attachment ini ke e-mail temen gue juga.
And to be concluded : Penyiar bukan pekerjaan gampangan, bukan pekerjaan yang tidak berarti. Kalau lo bisa membongkar dan bisa lebih dekat dengan kehidupan mereka, Lo tau, penyiar is a hero for his/her listeners.

oOo

 Attachment : Adrian Martadinata Last announcing in kelas Malam Global Radio

Postingan pas lagi labil. PillowTalk - setiap Hati punya rahasia.

Setiap hati.. punya rahasia..


Kami, bersahabat sejak kecil. Tepatnya, kalau ada kata lain untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui sahabat, maka kata itulah kami.


Berbagi cerita, berbagi rahasia.


Bahkan, tanpa disadari, kami pun membagi cinta.


Tapi, apakah kau tahu, rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki?


Percayalah, ini lebih buruk dari sekedar patah hati. Ini bukan kisah cinta yang ingin kau alami.

oOo

Sumpah, gue speechless baca novel ini.


Buat gue sendiri, belajar dari salah satu pengalaman seseorang lewat penceritaan yang ia lakukan kepada gue, tema yang diangkat novel ini merupakan tema yang sangat nyebelin. Tema sahabat jadi cinta, tema sahabat jadi kakak-adik, tema sahabat yang saling suka dan memendam perasaan satu sama lain, tema sahabat yang sebenernya saling suka tapi memilih mengabaikan perasaan itu dan menjodohkan sahabatnya dengan seseorang. Bener-bener tema yang buat gue geleng-geleng, menghela nafas, sampai senyum-senyum sendiri ketika baca karya Christian Simamora yang satu ini. *jujur loh ini, gue sampe berenti baca pas lagi di suatu kelas mata kuliah gue yang membosankan karena gak mau dosen gue mengira kalau mahasiswanya ada yang lagi sakit jiwa*


Sebenernya simple benget sih ceritanya, hanya sebuah tulisan yang menceritakan tentang perjalanan hidup Emi dan Jo. Suatu tahapan dalam perjalanan untuk dua orang yang sudah terikat dalam satu jalinan persahabatan semenjak lama, sedemikian lama, sehingga mereka berdua sudah harus sadar akan salah satu bagian kehidupan yang namanya Cinta. Emi punya Dimas dan Jo punya Trina. Bukan masalah besar toh seharusnya?


Memang bukan masalah besar. Apalagi kalau ternyata dibalik kehidupan percintaan mereka yang berjalan normal tersebut Emi menyukai bahkan lebih intens mencintai Jo dengan caranya. Begitu pula Jo terhadap Emi. Dan keduanya memiliki suatu kesepakatan pemikiran yang tercipta tanpa melalui diskusi informal sekalipun untuk tetap menjaga perasaan itu hanya untuk dinikmati sendiri.


Ya dinikmati sendiri. Bahkan Emi tidak berfikir untuk menshare perasaannya kepada Jo. So does jo to Emi.


Err.. Hubungan mereka pun berjalan pada tahap yang cukup normal sebenarnya (kalau memang kategori normal memuat saat dimana lo bisa horny melihat sahabat lo sendiri, dan lo gak bisa tahan emosi saat ngegepin temen lo make out sama pacarnya sendiri) sampai ketika keduanya mengalami status percintaan yang sedang tidak isi. Keduanya putus untuk alasan yang sama. Emi putus dari Dimas sang lelaki mapan yang menurut Jo lebih pantas ia panggil Bapak- karena perasaannya terhadap Jo (dan beberapa alasan lain sih) sementara Jo putus dari Trina karena ia.. lebih memilih Emi.


Ini kasus yang sudah kesejuta kalinya mungkin dalam hidup mereka. Putus, Karena pasangan mereka tidak bisa menerima bahwa mereka lebih peduli pada sahabat kecilnya itu dibanding pasangan mereka sendiri.


Dan keadaan ini membawa mereka dalam tahapan kakak-adik yang lebih intens. Tahapan dima sebenernya lo pengen ada status lebih dari seseorang tapi lo gak bisa mendapatkan itu. Maka alternative lainnya ya status kakak adik ini *sigh*


Banyak sekali kegiatan dari emi dan Jo yang akhirnya membawa mereka pada tahapan bahwa Gue-tau-lo-care-sama-gue-tapi-gak-usah-berlebihan-dong. Yang sebenernya merupakan perwujudan perasaan mereka yang gak kesampaian itu. Wajar gak sih kalau seorang sahabat melarang sahabat wanitanya untuk tidak dekat-dekat dengan bosnya tanpa alasan yang jelas?


And that was what Jo did to Emi.
Gak cukup sampe disitu, klimaksnya adalah saat Jo dan Emi dengan segala kegundahan atas perasaan masing-masing, berlibur bersama ke Bali dengan tiket gratis yang didapat Jo melalui kantornya. Enggak mereka gak berdua aja, ada temen-temen kantor Jo, bahkan bos Jo, yang ikutan dalam acara ini. Tapi karena Jo mengajak Emi sebagai bagian dari keluarganya, mau atau tidak mereka berdua harus sharing a room without sharing a bed.


Mudah? Tentu saja mudah kalau bersama sahabat sendiri, apalagi kalau lo punya perasaan sama sahabat lo sendiri. Mudah sekali rasanya harus bisa menjaga emosi lo saat sahabat lo secara tidak sengaja memperlihatkan anggota tubuhnya yang nyaris telanjang kepada lo. Berkah mungkin, tapi disaat lo harus menahan semua perasaan lo, apa ini masih bisa dibilang berkah?


Waktu berjalan, dan gak bisa dipungkiri, Jo menyesal mengajak Emi ke Bali. Karena saat mereka di Bali adalah saat-saat yang benar-benar sulit menjaga perasaan mereka masing-masing. Suka duka gembira marahan cemburu-cemburu kecil terjadi. Bahkan. persetubuhan pun tak bisa dielakkan, pengakuan pun terucap atas perasaan masing-masing.


Sayang, menurut Emi hanya What happens in Bali, stays in Bali


Nyesek gak sih? Gimana kalau lo jadi Jo?


Tetap berjuang pastinya, tetap untuk mengejar perasaan Emi yang entah mengapa teteap tidak bisa menerima kelelakian Jo untuk bisa menjadi pendampingnya.


Dan masih ada beberapa bab lagi yang bisa lo baca sendiri :p *nyebelin*


*dan gue lancer banget ngetik sinopsisnya* *efek curhat nampaknya * *maap malah jadi curcol*


Anywaaaaay *berusaha mengalihkan topic curcol* Akhirnyaaa, gue bisa menemukan novel dengan cerita kakak-adik yang jauh-jauh-jauh-jauh-jauh-jauh lebih mapan daripada naskah yang pernah gue baca saat ini. Somehow buat gue topic kakak-adik ketemu gede merupakan topic yang sebenernya bisa menyilet hati beberapa orang karena emang gak sedikit yang pernah berada pada fase ini *malah buka kartu* dan IMHO, so far gue menganggap tema kakak-adik ketemu gede ini adalah tema yang sangat-sangat-sangat abege sekali, karena biasanya penulis memanfaatkan status seperti ini untuk sahabat yang mencintai sahabatnya namun gak kesampaian sehingga menganggap si cewek seperti adiknya dan itu terjadi di masa-masa yang rasanya masih labil tingkat dewa.


Dan hari ini, mulai detik ini, pemahaman gue berubah. Pillow talk menyangkal semua pemikiran gue diatas dengan menyajikan kisah kakak-adik-ketemu-gede-versi-dewasa-dan-mapan-dengan-feel-yang-sangat-menohok.


For Gods sake, I hate this novel a lot.


Gue benci ketika kak Ino dengan bahagianya mengangkat topic yang sangat menyilet gue *back to curcol*. Topik yang sebenernya simple, sederhana, tapi bisa diangkat seolah-olah sangat kaya akan sesuatu.
Gue benci banget ketika kak Ino berhasil dengan labirin alur-nya. Berhasil menciptakan suatu perjalanan yang cukup amat sangat naik sampai klimaks dan kemudian jatoh kebawah secukupnya.Plus isian part-part cerita yang sangat berhasil.
Gue benci novel ini bisa diproduksi pake bahasa yang sangat kaya, lugas,asik dan menarik walaupun agak sedikit terganggu dengan smiley dan beberapa slank bahasanya.
Dan Gue benci novel ini karena feelnya nendang banget. Benci sebenci-bencinya gue sama novel.


*bukannya malah bagus lan?* *angkat alis* *o_O*


Ya sih.. *pasrah melawan intelegensi. Labilitas minggir lo* tapi kok rasanya gue kenal banget ya gimana rasanya berada dalam posisi Emi atau Jo? *err Gigit bibir bagian bawah*


Pada Intinya. Jangan baca buku ini kalau kamu lagi mau jaga image di depan seseorang. Peringatan, kecanduan cerita ini bisa menimbulkan efek samping berupa senyam-senyum sendiri gak jelas, ketawa ngakak sendirian , ber hadeeeeh ria, sampai kepada megang jidat sendiri saking merasa tertohok.

*brb tertohok di pojokan*



Pillow Talk
Price: Rp47.500 (harga yang berlaku di Pulau Jawa)
Judul : Pillow Talk
Penulis : Christian Simamora
Harga : Rp47.500
ISBN : 979-780-393-7
Jumlah halaman : 462 halaman
Ukuran : 13 x 19 cm

Perjalanan Mencari Sepotong Rindu - Mendamba by Aditia Yudis

“Ada mimpi yang tetap indah jika tetap jadi mimpi. Itu yang membuat kita terus berharap. Namun, ada pula kenyataan yang memang indah jika kita bisa menerimanya dengan ikhlas meski tidak pernah memimpikannya sekalipun.”


Ada persoalan yang belum tuntas antara kita. Bukan, bukan dendam. Hanya tanda Tanya besar mengapa kau meninggalkanku di saat aku membutuhkanmu. Aku marah, kesal dan kecewa. Namun, semua itu tertutupi hangat cinta yang masih menyala-nyala dalam hatiku….. (Reno)

Setiap malam aku berdoa, suatu saat bisa mendengar suaramu lagi. Aku mendongakkan kepala ke langit, berharap kau melihat rembulan yang sama denganku. Kemudian aku menutup mata, takut waktu membuatku keburu melupakan raut wajahmu. (Adrianna)

Sebut aku sentimental, tapi aku sungguh merindukanmu. Apa kau juga begitu? (Reno dan Adrianna)

Apa yang bakal kamu lakukan ketika kecelakaan menimpa orang yang kamu sayang saat kalian sedang bersama? Apalagi kalau ternyata orang yang kamu sayang berada dalam kondisi kritis. Mungkinkah kamu seperti Adrianna yang meninggalkan Reno dengan alasan studi dan karir di Perancis karena tidak tahan selalu disalahkan atas kondisi Reno yang kritis padahal harusnya mereka akan melangsungkan pernikahan kurang dari satu minggu lagi? *panjang bener kalimatnya*

***

Sepuluh tahun setelah memori itu, Adrianna sedang berada dalam perusahaan tempatnya menghabiskan kegiatannya sehari-hari. Perusahaan yang sangat bonafit yang tidak pernah diceritakan Adri kepada orang tuanya. Tangannya sedang menggenggam mobile phone yang tersambung dengan ibunya. Untuk kesekian kalinya ibunya mendesak Adri, untuk pulang dan bekeja sebagai PNS di daerahnya saja, dan kemudian menikah. Dan untuk kesekian kalinya, Adri mengiyakan tawaran itu tanpa ada tindak lanjutnya.

Sampai ia bertemu Indra, lelaki keenam yang datang padanya dan mengatakan bahwa ada yang merekomendasikan Adri kepadanya. Ibunya Adri. Perjodohan. Sesuatu yang sudah sangat terbaca Adri.

Sayang, untuk kali ini ia tak kuasa menolak ibunya lagi… karena ibunya membawa sebuah nama untuk melawan penolakan Adri kali ini. Reno.
Kali ini Adri tidak bisa mengelak. Ia harus mencari Reno, mencari jawaban untuk sepotong rindu yang entah apa Reno juga merasakan hal yang sama, mencari jawaban untuk hati Reno yang entah masih menyimpan Adri, atau orang lain.

Reno, atau Indra?

Naufal.

Dia tahu semua tentang Reno dan terutama tentang aku dan Reno.
Dia kunci semua masalah ini.

***

there you go! Sinopsis gabungan gue sama bukunya menarik gak? *slapped* Anyway, cerita sedikit tentang buku ini. Awalnya gue tertarik sama novel yang satu ini karena judulnya. Satu pemilihan kata yang tepat mengena, dan manis tentunya. Kebetulan disaat gue dapet pinjeman naskah ini dari publishernya (maaf ya ga modal :p) gue membaca dengan diiringi playlist : Daniel Beddingfield - if You're not the one sama Glee cast – Lucky. Jadi makin ngena dan bikin gue senyum-senyum sendiri sepanjang baca novel ini. Bahkan beberapa saat setelah halaman terakhir novel ini gue tutup. <--- padahal setres *Pasang tampang serius* Buat gue pribadi, gue lebih suka pada sebuah cerita yang standard dan dengan detail yang tidak berlebihan, tapi feelnya kena. Dibanding harus bikin cerita dengan ide macem-macem tapi pas selesai, nothing happened karena feelnya tidak berbekas (walau lebih bagus kalau ceritanya gak standard dan feelnya kena sih). Dan gue bisa dapetin feel ini di novel Mendamba.

Gue rasa *sotoy mode : on*, novel ini punya kenangan tersendiri bagi Adit, penulis novel ini, karena menurut gue, caranya bercerita itu flowy banget, membuat gue membaca seolah-olah gue tau gimana perasaan seorang adrianna . Adit juga membuat gue berada dalam maze plot ceritanya yang menuntut gue untuk terus berlari memecahkan berbagai jalan menuju ending cerita ini. That's what I called good feel mixed with powerfull plot. FYI gue menyelesaikan membaca novel ini 2 jam. Cukup cepet buat novel romance yang dibaca bukan karena dipecut mbak Resita atau mas Mahir *kabur*

And one more thing, Adit bisa memberikan bahasa yang menarik ketika ia menyampaikan perasaannya dalam tulisan ini. It was terrific. Di kelas, gue pernah dapet pembelajaran kalau menulis sesuatu gunakan kata yang berbeda-beda biar kesannya kita lebih pintar dan berbobot dalam menulis (bukan berarti copy-paste cari sinonim. INGET!) ← curhat anak fasilkom. And Adit got this point, diksinya banyak simple dan well-prepared yang amat sangat kena ke mata.

Seandainya gue belom dapet pinjeman, i'm sure, buku itu akan tetep ada di rumah gue. Dan gue tidak akan kecewa merogoh kantong buat buku ini, Mendamba. *masih senyum-senyum sendiri abis baca novel ini* Mungkin bisa menjadi alternatif bacaan tentang satu romansa dalam satu waktu yang membantu merefresh memori atau mengkin meraih kembali cerita masa lalu tentang seseorang yang sekarang menjadi “mantan pacar”

that's all for this novel. See yaa! *lanjut ngerjain tugas*





Price: Rp34.000 (harga yang berlaku di Pulau Jawa)
Judul : Mendamba
Penulis : Aditia Yudis
Harga : Rp34.000
ISBN : 979-780-423-2
Jumlah halaman : 184 halaman
Ukuran : 13 x 19 cm

My 2 digits Binary interpretation

Wah, lama gak menyentuh blog ini. Akhirnya, i'm back with my blog *nyuri waktu sambil belajar buat kuis Human Computer Interaction besok pagi*

Sebenarnya kemaren... gak ada apa-apa sih, cuma berhubung gue dan internet sedang bermusuhan, sekalinya dapet ide untuk ngeblog tiba-tiba sampai kepada tahap yang.. "ah basi ah" dan gajadi posting. Malah mainan twitter,maaf ya blogspot-ku :*

Anyway, i change some of my blog. Berhubung desain yang kemaren uhm.. banyak yang bermasalah, gue menyederhanakan blog ini dengan template yang udah disediakan blogspot. lebih simple rapih dan tidak macem-macem. Dan menurut gue jadi lebih enak aja dibaca, kalo emang ada yang mau baca. Asal jangan seseorang dalam kantong sampah hidup gue yang kerjaannya baca blog gue dan bisanya ngomong di belakang gue. talk to my face hey you rubbish, and i dont think you're cool at all you've done.

malah jadi marah-marah gajelas. *maafkan saya*

sebenernya ini agak terkait sih sama apa yang mau gue tulis *jauh lan* jadi gini, dengan fitur follow-nya twitter.com i do follow people for some reasons, salah satunya emang waktu booming banget pas twitter dijadikan salah satu sarana persatuan para pemuda indonesia. i followed some of the, most followed person with all the great thnks about Indonesia.

dan beberapa bulan silam, hampir setengah tahun lebih. gue unfollow. *siapa elo Lan? Penting? *

well that's not my point dan gue rasa orang-orang tersebut juga gaakan notice kalau emang gue unfollow mereka.

However, my point is : gak ada yang berubah sampai sekarang. dan gue heran kemana para pemikir-pemikir muda itu sekarang? gue agak tersentil sama salah satu dialog ftv di sctv "Asal jangan kaya orang-orang yang aktif di twitter itu aja, banyak ngomong tentang indonesia ini itu tapi gak ada hasilnya" that's my point. Bahkan sapi jauh lebih baik, in a point of view mereka ga merusak, ga bacot , dan ... bisa dimakan.

Mereka ada, sibuk kritisi Indonesia, sibuk ini itu buat dan atas nama Indonesia. Do we change? yang ada juga mereka semakin populer dan indonesia semakin berubah dalam artian : kacau. Lucu ya, mengingat banyaknya orang hebat tapi gak ada hasilnya.

Dosen software engineering gue bilang, " kalau ada dua pekerja yang satu bekerja diemdiem aja dan yang satu bekerja sambil siul-siul, mana yang gajinya gede? pasti yang kedua, karena orang notice sama kerjaan mereka" agree ! tapi tidak untuk kasus ini, gue ngerasa untuk hal yang satu ini banyak berkoar tapi hasilnya gak ada, i prefer you to stop talkin' and take a silent break for yours.

Dan beberapa minggu belakangan, gue ngobrolin ini sama seorang sahabat di bbm berkali-kali, dan itu terpaku sama salah satu tokoh yang ada di universitas gue. rasanya gue makin malu jadi bagian di kampus ini. seseorang yang banyak banget bicara dan kritisi ini itu, tapi apa yang bisa dia lakukan untuk Indonesia? Sepertinya gak ada efeknya.

Dan gue gak ngerasa gue bisa jauh lebih hebat dari siapapun, karena gue juga masih jadi sampah di Indonesia, but at least, i do my role as rubbish, not as superhero or more than that, act like a superhero.

Teori gue cuma satu, ketika seorang memang benar-benar cerdas, ramah , baik , dan lain-lain yang merupakan suatu kata sifat yang positif, datangnya bukan dari mulut kita atau tangan kita sendiri. Penilaian ada di orang lain, dan selagi semua kata-kata itu keluar dari diri kita sendiri bukan dalam artian bercanda, gue cuma bisa menyimpulkan bahwa apa yang dia keluarkan adalah seratusdelapanpuluhderajat lebih dari apa yang dia ucapkan.

Gue tau ga semua orang yang sudah gue sebutin diatas sama dalam pandangan lo dan gue, but that's my opinion. Indonesia butuh rakyat yang bisanya aksi dan menghasilkan sesuatu dengan arah vektor positif,others : rejected from superhero registration.

ada 4 binary yang bisa dibentuk oleh dua digit : 11 , 10 , 01 , 11.

11 means a superhero playing a superhero role ,

10 means a superhero playing a rubbish role ,

01 means means a rubbish playing a superhero role and

00 means a rubbish playing a rubbish role.

where were you? i'm at 00 , the lowest position, but i think 01 is a worst position at all, and i found it in someone in my university, enek dan rasanya pengen gue masukin ke karung sampah.

So what are you in binary?

*balik belajar buat kuis HCI*

give my regards for he who said himself as a smart excellent brighter future student. Hell ya!

Forgiven - yang tak terlupakan ( I Adore You! Will )





Judul : Forgiven
Penulis : Morra Quatro
Harga : Rp36.000
ISBN : 979-780-432-1
Jumlah halaman : 266 halaman
Ukuran : 13 x 19 cm
Price: Rp36.000 (harga yang berlaku di Pulau Jawa)





Ketika seseorang terlalu cerdas, maka ia akan memiliki kelemahan secara sosial.
Kelemahan dimana ia hanya perduli pada dirinya sendiri dan beberapa orang disekitarnya yang mungkin ia sayangi. Benarkah itu , Will?

Hai, Will, kenalin Gue Arlan. Lo gak tau gue , karena kita gak pernah kenalan secara langsung apalagi bertemu.

gue , siapa?

gue cuma seorang mahasiswa yang mengagumi elo will, seorang Will yang layaknya seorang einstein muda dari Indonesia yang punya mimpi yang jelas dengan nuklir rancangan lo itu. gue cuma Seorang mahasiswa yang sangat mengagumi kecerdasan lo yang begitu mencintai Fisika disaat orang lain berfikir kumparan dan atom itu gak penting. gue cuma seorang mahasiswa yang hanya bisa melihat lo dalam tumpukan lembaran diarynya Karla. Diary yang lembaran depannya dulu kutemui berwarna merah dengan tulisan besar nama gugus bintang yang kalian kagumi bersama dahulu.

Champagne Supernova.

Sekarang, gue gatau, champagne supernova ada dimana selain di dalam benak gue.Tapi gue masih bisa nemuin lo will. Dibalik kertas tebal berwarna biru yg bergambar gugusan bintang berbentuk sepasang sayap malaikat. Seperti yang kau lakukan di langit untuk Karla malam itu.

Forgiven

Membaca diary Karla, gue merasa kalau you should be forgiven.

Mungkin sama seperti yang dirasakan Karla. Saat Ia bercerita bahwa will adalah seorang teman smanya. Saat ia bercerita bahwa Will selalu tampak lebih berharga dibanding Arfan sekalipun. Saat ia bercerita bahwa ia hanya ingin segala milik lo kembali pulih. Saat ia bercerita bahwa ia sangat butuh lo. Saat ia bercerita bahwa ia begitu melupakan kesakitannya setelah melihat lo di depan pintu apartemennya di Singapura. Saat ia bercerita bahwa ia begitu sakit saat dicampakkan seseorang hanya karena orang itu lo will. Saat ia bercerita kalau ia punya troy,malaikat kecilnya yang kukira...

Sudahlah,aku jadi kesal sendiri. aku iri will,padamu. Ya , hanyalah sebuah bentuk keirian atas sesuatu yang kau punya dan aku tidak. Seseorang yang begitu dalam menyayangi dirimu atas nama sebuah cinta walaupun ia belum menyadarinya.

Itu semua tergambar jelas Will. Saat karla sibuk memperbincangkan will begini will begitu sampai rasanya malam habis hanya membicarakanmu. Saat karla bisa menulis sebanyak 200-an halaman hanya menceritakanmu. Saat karla tidak bisa memikirkan seseorang selain dirimu. Saat karla bisa berbuat apa saja karenamu. Saat karla begitu hancur Hanya karenamu. Saat Karla berani mengumbar diarynya demi mengenangmu.

Semuanya cuma karenamu. Karena seorang Will.

Maaf,karena aku lancang berani membuka bab demi bab buku harian itu.

Karla banyak sekali menulis tentangmu.

Ia menulis pada satu bagian besar pertamanya tentang persahabatan kalian, tentang bagaimana kalian menjalankan rencana busuk atas nama persahabatan , tentang satu masa dimana diskorsnya Karla yang membuatnya tidak bisa bertemu dengan kalian walau sebenarnya hanya dirimu yg ingin ditemuinya, tentang seluruh masa sma dan kekagumannya padamu sepanjang masa itu. Karla menulis semua itu,Will, dengan semua keteguhan hatinya dengan keluguan dan kelugasannya, dan dengan keindahan bahasa yg dimilikinya. Semuanya begitu keluar saat dia bercerita tentang lo.

Dan ia menulis semuanya di bagian keduanya. Bagian dimana ia banyak sekali bercerita tentang kalian will. Tentang ia yang begitu kecewa meninggalkan Indonesia hanya karena hari terakhirnya tidak bisa berpamitan denganmu. Tentang impian reaktor nuklirmu yang akhirnya tercapai. Tentang ia yang begitu gembira menemukanmu di depan pintu apartmentnya sampai tentang suatu masa disaat bibirnya bertemu dengan bibirmu...

hmm..

suatu buku harian yang menarik sekaligus menyakitkan.

aku tidak pernah sebegitunya menikmati akan sesuatu hal, sampai ketika aku diberi buku harian itu. Melihat buku yang menurut rekomendasi seorang teman sangat menarik dibanding beberapa jilid lainnya, dan kemudian dua minggu setelahnya sepulangnya aku dari salah satu station radio swasta di Jakarta, aku mendapatkannya di Jl. Montong no 57. Sempat buku itu kusimpan, karena menurutku agak lancang membacanya tanpa izin penulisnya, namun akhirnya aku membawa buku harian itu kemanapun aku pergi, sambil mencoba mengumpulkan keberanian untuk membuka dan membacanya lembar demi lembar.

Saat itu, aku membukanya ketika kampusku masih teramat sepi dengan kondisi dimana kelas baru akan mulai satu jam lagi. Duduk di bangku yang disediakan di dekat sekretariat kampusku dan kemudian membuka lembar pertamanya. Beberapa lembar berlalu aku tidak bisa berhenti membacanya walau saat itu jam kelas akan segera dimulai, sampai akhirnya salah seorang sahabatku di kampus menginterupsi bacaanku.

untuk selanjutnya, aku tidak lepas dari buku itu.

Kelas selesai siang hari dan aku pulang dengan bis melewati jalanan daerah jakarta selatan dalam kondisi hujan. yang aku pikirkan saat itu adalah bagaimana melindungi buku ini dan kemudian melanjutkan membacanya walau harus mencuri waktu di dalam bis sekalipun. Dan itu kulakukan, bahkan disaat aku harus menunggu bis umum itu datang menjemputku.

Sepanjang jalan kubaca, sampai ketika harus turun rasanya tidak rela melepas buku itu walau hanya menundanya sejenak. sampai di rumah hal pertama yang kulakukan adalah : membuka pintu dan masuk menuju kamarku untuk melanjutkan membacanya. Hanya itu? tidak, selesai membacanya aku mengulang untuk kali kedua, menuliskan penilaian di form naskahku dan kemudian melanjutkan membaca jilid lain yang kudapatkan hingga selesai. Selepas itu, mengulang membacanya lagi. Dari 25 jilid yang kudapatkan, bahkan ada beberapa jilid yang tidak habis kubaca, namun khusus untuk jilid ini aku bahkan membacanya sampai tiga kali. puas? tidak tentunya.

Maaf kalau lancang, tapi saat itu Karla yang menamakan dirinya Morra Bandoputih dengan Champagne supernova itu begitu menyita pikiranku dengan keindahan bahasanya. Ya, semua itu isinya lo Will .

Dan dari situ gue mengagumi lo. Will seorang scientist muda dan ambisius yang sebenarnya merupakan cerminan pemuda Indonesia yang bahkan tidak tersentuh keberadaannya.

That's why, I adore you, Will.

Dan dimulai dari saat itu dimana, buku harian itu sudah tidak di tanganku lagi melainkan berserah pada seorang rekan, aku yakin bahwa dari seluruh jilid yang harus kubuka dengan seksama , ini yang terbaik. Benar kan, akhirnya pada satu pertemuan besar, aku dan kelima orang rekan begitu ambisius mengatakan ini sebagai salah satu yang terbaik yang harus naik cetak, walau hanya dua orang yang kemudian menyetujui pendapat kami. Betapa bahagianya aku akhirnya kami mendapat kabar bahwa tulisan Karla tentang semua kenangannya denganmu akhirnya bisa dinikmati oleh seluruh penikmat sastra di Indonesia.

Maaf sebelumnya kalau lancang , karena aku dan beberapa orang sahabat yang membuatnya seperti itu. Karena masyarakat Indonesia harus tau siapa elo Will, they should know and notice some one like you. Seseorang yang dengan segala keadaan yang ada pada dirinya selalu membuatku kagum sekaligus iri pada saat yang bersamaan.

Dan, ketika aku menemukanmu lagi Will, di salah satu kios buku yang ada didekatku, aku cuma bisa berkata : Will, dengan segala yang ada padamu, Indonesia seharusnya bangga punya kamu, mereka harus tahu kamu dan mereka harus berjalan di pihakmu untuk Indonesia. Karena kamu, sosok pemuda Indonesia seharusnya.

By the way, I still envy and adore you.

Salam-kenal

Arlan

Pengagum dan pembaca Forgiven (was Champagne Supernova)

2 reviews : part (1) Rain Affair - Lovasket 2

Rain Affair, Ketika Hujan Aku jatuh cinta.


Novel ini menceritakan tentang kisah dua orang yang akhirnya bertemu pada satu titik bernama cinta, setelah melewati sebuah pertemuan yang sangat memorable bagi keduanya
dibawah naungan titik hujan. bukan di tempat yang romantis, dan bukan dalam situasi yang mendukung tetapi sebuah chemistry telah tercipta pada tempat tersebut

kisah yang cukup klise, 3 orang sahabat yang terdiri dari 1 lelaki dan 2 orang wanita, dan terlibat sebuah konflik standar bernama cinta segitiga. Rain affair kemudian membungkusnya dalam sebuah intrik berupa sebuah keterpaksaan untuk menjalin hubungan yang kemudian mulai menjadi bom waktu dalam persahabatan ketiga tokoh tersebut. ditambah lagi hadirnya tokoh baru yang diam-diam menjadi denial dari perasaan sang tokoh utama.

tidak heran ternyata diujung cerita terbongkar semua dan memberikan efek-efek yang cukup menyengsarakan tokohnya. sebuah bumbu yang cukup klise. Yang menjadi menarik adalah keberadaan feeling dalam bagaimana seorang clara canceriana memberikan rasa dalam kebohongan-kebohongan Noah, dan bagaimana Clara memainkan perasaan diantara Lea-Noah dan Nathan yang kemudian terhubung dalam sebuah koneksi yang ternyata cukup dekat dan berputar.

Klise memang, tapi cukup dibalut dalam sebuah feel yang cukup berhasil. inilah yang kemudian menjadikan novel ini cukup berharga. simple, klise namun dekat dengan kehidupan kita dan dibangung dengan feel yang menarik.

Lovasket #2 : For the love of the game


Lovasket #2 , dari judulnya saja, sangat jelas, novel ini merupakan sequel novel berjudul sama,masih dengan Vira niken dan kawan-kawan kali ini kembali dipertemukan dengan Stela, musuh bebuyutan Vira, dalam kondisi dimana keduanya harus bekerja sama dalam tim junior provinsi Bandung. Kemampuan Individual keduanya yang bagus kemudian tetap dipermasalahkan karena kerjasama team diantara keduanya yang tidak terbentuk. Dari situlah masalah mulai timbul. Bagaimana Vira Stella dapat bersatu kembali karena tekanan pelatih dan juga kebersamaan tim junior yang dianggap remeh baik oleh sekitar dan juga tim senior mereka.

Banyak konflik yang kembali dimunculkan, stella yang ternyata punya masalah tersendiri sampai keluar tim, persahabatan Niken dan pacarnya dengan stella , sahabat baru yang datang dan pergi, semuanya dikemas masih dalam suasana kehidupan remaja dengan tingkat yang lebih mapan dibanding novel pertamanya. Masih se-simpel dan se-nyawa dengan novel pertamanya, kisah ini cukup menarik untuk dibaca oleh pembaca yang telah membaca seri pertama novel ini, untuk yang belum? sebaiknya baca dulu novel pertamanya, sama-sama menarik kok. Luna Torashyngu berhasil di karyanya yang ini.

Happy reading! still some reviews to come! *nyengir babi*

#marmutmerahjambu err..

Berbicara soal musik, semua orang punya selera yang berbeda-beda. Bahkan kalau saudara sedarah pun. Gue dan kakak gue sama-sama suka musik, walau kita sama sekali menyukai genre yang sangat bertolak belakang. Sama seperti gue dan kakak gue, gue dan beberapa orang juga punya kesamaan dan perbedaan. Sama-sama suka membaca karyanya Raditya dika, tapi mungkin kita punya perbedaan pendapat tentang karya itu.

Ketika tahu Buku kelimanya raditya dika marmut merah jambu mengangkat suatu tema percintaan, mungkin beberapa orang berfikir bahwa buku ini akan jadi tidak menarik karena orang-orang seperti ini menyukai seorang raditya dika dari isi bukunya yang dianggap lucu. Atau orang tipe kedua dari kasta klasifikasi fans berat raditya dika menurut gue adalah orang yang mata hatinya tertutup karena untuk apapun yang raditya dika tulis pasti dianggap lucu dan keren bukunya. Typically orang yang ngefans sama orang-bukan karyanya.

Anyway gue masuk mana? Gak dimana-mana di dalam dua kasta itu.

Ketika buku ini dikabarkan keluar dengan cerita percintaan yang dianggap orang jauh lebih serius dibanding bukunya terdahulu, pikiran gue keinget sama salah satu postingan radith yang berjudul orang yang jatuh cinta diam-diam. Entah kenapa gue suka postingan itu, dan gue juga salah satu penggemar tulisannya orang yang satu ini kalo lagi bener. Well, ya, gue tadinya girang waktu ternyata si penulis satu ini mau ngeluarin buku yang berbeda dari kemaren-kemaren. Tadinya.. *ditendang

Reading this book, bikin gue cukupk mengernyitkan dahi. Is this him? beda banget sama yang biasanya ditulis dia, entah di blog ataupun buku-buku sebelumnya.

Membaca chapter pertama, judul chapter yang sama dengan yang pernah gue baca di blog, namun dengan isi yang berbeda. Entah kenapa, gue tetep suka dengan versi orang yang jatuh cinta diam-diam di versi ini. Bukan cerita komedi, yang ditulis dengan campuran unsur komedi dan ditutup dengan suatu pandangan atas cinta diam-diam itu sendiri. Ini salah satu part yang paling gue suka di buku ini.

Chapter dua , gue bisa bilang gue cuma suka banget paragraf terakhirnya. Selebihnya suka sih, cuma menurut gue entah apa, tapi ada yang kurang di chapter ini, rasanya agak flat cenderung drop unsur komedinya.

Masuk chapter 3, well this is it! *ala farah quinn chapter 3 ini adalah chapter yang membuat buku ini terlihat raditya dika seperti biasanya. Unsur fun dan lucu yang biasa dia bangun di buku-buku sebelumnya bisa ditemukan disini, cerita dia dan edgar yang seperti biasa penuh dengan celaan.

Chapter 4 dan 5, gue cukup membaca novel ini seperti layaknya novel dengan unsur percintaan yang biasanya banyak di toko buku. Dan di part inilah gue mulai merasa bosan dengan paragraf-paragraf terakhir penutup cerita di Marmut Merah Jambu.

Chapter 6-7-8 I do some laughing and hard thinking dan penuh kebosanan di part 7-8. mungkin chapter 7-8 buat gue cukup membosankan karena gue pernah baca ini di blognya, sesuatu yang menurut gue cukup..mengecewakan. *abis ini gue ditemukan dengan jidat bolong

Chapter 9 dan 10 adalah chapter yang berbeda secara tema , isi dan cara penulisan. But, menurut gue dua chapter ini adalah chapter yang paling the best di novel ini. Dua chapter yang penuh 'feel' untuk tiap temanya.

Chapter 11-12 gue idem sama chapter 4-5

dan chapter terakhir i'll go back to my opinion for 1st chapter.

Over-all gue punya beberapa pandangan mengenai pembaca buku ini when I see from the readers itself.
Pertama : orang yang emang udah ngefans gila sama raditya dika, sampe satu buku ini bakalan dibilang “bagus banget bang! Sukses! Aaaa gue mau minta tanda tangan lo dong! Mau foto bareng! Mau minta muka lo dong! *emang ada ya?”

kedua : Orang-orang yang : “ah kok serius banget sih” atau “ ah kurang lucu nih” atau “ah kok gak lucu sih, boring bacanya” orang-orang tipe ini adalah orang penggemar komedi dan pengen mati ketawa, makanya mereka selalu menunggu humor-humor yang memang mereka suka, dan kebetulan buku raditya dika sebelumnya dominan humornya.

Dan gue lagi-lagi bukan keduanya. Overall menurut gue, buku ini cukup bagus di mata gue, *walaupun ada beberapa hal yang bisa dihujat * gue suka beberapa pandangan-opini-dan curhatan di buku ini, walaupun itu gak lucu dan cenderung serius. Gue suka sketsanya dio disini *ganyambung dan gue harus jujur buku ke lima ini adalah buku yang gue cukup suka tapi bukan berarti paling suka. Biasanya gue membaca buku dari si penulis ini *apa susahnya si nulis namanya lan? Haha * gue merasa oke atau busuk-busuknya flat, dan disini gue merasakan ada beberapa yang merasa flat, oke sampai drop. Gue sedikit mengharap sih, dengan membaca tulisan raditya dika dengan tag lagi bener, dia bakalan membuat buku ini at least ada satu tulisan yang bener-bener terbaca lagi bener. In fact : no, agak kecewa sih walau cukup terbayar dengan beberapa cerita yang cukup seriusnya. Kalo bisa dibilang puas dengan buku ini, ya, gue puas dengan segala kematurity-an yang ada di buku ini, the way he serves his readers with all comedy and serious way. But melihat karyanya dia, gue merasa ini bukan sesuatu yang paling maksimal sekali yang pernah dia bikin. Gue yakin raditya dika bisa bikin suatu tulisan yang jauh lebih 'mapan' dari marmut merah jambu. I do believe.

Rate : 3/5.


hati-hati setelah membaca. Efek :

dan inilah absorbing state jadwal gue belakangan.

Belakangan jadwal hidup gue hectic. biasa, kerjaan mahasiswa yang ternyata uasnya maju satu minggu. Mau ga mau harus siap jadi kuda, dipaksa menuhin target kurikulum dan tugas dengan deadline yang amat sangat "ramah bagi mahasiswa" *sigh*

and now, i have something to do , something yang tentunya menjadi perhatian gue (dan gak cuma gue) belakangan. and it is :

compfest 2010


yup, kampus gue punya acara, mari sukseskan! semua informasi acara bisa didapet di twitter gue twitternya compfest2010 ataupun di tempat yang paling menyenangkan : di compfest2010.com

it's been a pleasure be part of it. ayo. we're gonna do publication a lot! friday april 30th 2010 from 20-22.00 (GMT+7.00) mari sukseskan rencana ini dengan ikut ngetweet apapun ttg compfest dengan menggunakan #compfest2010 ! akan banyak sekali partisipan orang-orang gila dengan kalimat iklan nan mencolok disana. ayoo bantu kita! an RT is everything.

*lebay * *ditimpuk*


cau!

compfest 2010

march = resolusi-- ;

maret 2010 , bulan penuh kepadetan.

dan gue ga akan ngomongin rapat muatannya.. *haiah berasa ujian fisika-kimia* gak penting ah,

ini Maret paling menyenangkan,
gue gak pernah sebelumnya bikin resolusi karena menurut gue resolusi gue tuh biasanya terlalu muluk banget sampai akhirnya menyambut tahun baru dengan
resolusi yang ga satupun terpenuhi. dan tahun ini gue cukup bodoh untuk melakukan pembuatan resolusi yang biasanya masuk tempat sampah doang di awal tahun.

well , ternyata, perkiraan gue salah. di bulan maret kemaren resolusi gue berkurang *joget-joget india*

#resolusi satu : Pengen bisa ngerasain part time di bidang yang emang gue sukain

and I got it man! panggilan wawancara gagas media buat first reader. Gue sempet bingung sih sebenernya, kerjaan part time apa yang bisa menggunakan ketajaman analisis dalam mengkritik *haiah bahasanya, sok jago*

dan gue dapet first reader. kerjaannya bacain buku, trus direview untuk layak terbit atau tidak.

waktu wawancara, gw sendiri ga yakin, karena waktu gw diinterview sebentar banget,really not sure, anggepan gue yaudah, ni orang udah ga qualified, ngapain ditanya-tanya lagi.

ternyata..

gue diterima, hahahahahaha, and officially my march and april will be full of unpublished book to review :)

sangat menyenangkan,bisa ngebaca banyak buku gratis (dan malah dibayar) apalagi ketemu orang-orang yang seruu :)

#resolusi dua : Pengen bisa ngeliat adrian martadinata manggung lagi langsung, dan bisa ngedenger Adrian Martadinata siaran di global radio lagi.

ini maruk sih, dua hal dalam satu resolusi, tapi dua-duanya kesampaian :)

gue denger kalo AM mau manggung di kampus UI, dan GUE DATENG DENGAN MENGORBANKAN KELAS KM *ditabok pak benny* dan yeah, gue akhirnya ketemu sama acie dan adri *lagi* beserta oman ihwan daaaan lain-lain.
sumpah, gue perjalanan pulang dari FE sampe malemnya gue masih senyum-senyum geje kegirangan.

dan yang adri siaran, pas tanggal 27 , Global punya program global VIP, mengundang artis-artis untuk siaran selama 2 jam di global radio. dan pas gue ujian jarkom itu, yg siaran adri-oman-ihwan. sumpah gue ga konsen jarkom.
walhasil gue buru-buru banget ngerjain, keluar cepet dan ke stasiun secepat mungkin untuk menuju global radio yang lagi ditinggal para global people itu.

deeeng, ya, saya masuk lagi ke global radio sambil dengerin adri siaran dan ngobrol-ngobrol sama AM barengan sama Armi-dan temennya. Ketemu lagi sama AManiacs selain acie yang selama ini ga pernah ketemu langsung :D

#Resolusi tiga : Siaran.

semenjak kelas satu sma dulu (flashback mode: on) gue memulai kebiasaan untuk mendengarkan radio, mulanya sih iseng gara-gara malem-malem gada kerjaan pas mati lampu,

ujung-ujungnya, malah nagih hahahaha

dari situ gue mulai berfikir : kayanya seru kali ya kalo emang kita berada di balik kotak bicara itu. bisa bicara didengerin banyak orang, padahal orang itu liat kita aja enggak.
apa yang gue liat disitu jadinya, seorang penyiar itu bisa jadi sahabat bagi para pendengarnya, suatu bentuk persahabatan-maya yang cukup tulus.
why? karena lo bisa menjadi sahabat 'maya' tanpa memandang dia siapa kondisi dia gimana dan lain sebagainya segala macam embel-embel kalo lo milih temen.

for me, it sounds cool. and it's been a pleasure if I can be part of them. orang-orang "cool" versi gue.

dan itu menjadi salah satu hal yang gue inginin bagian yang selalu hampir tersurat di tiap resolusi gue,

dan gue berjuang menuju ke arah sana *walau gak nyampe-nyampe*

Akibatnya, gue sering banget bolak-balik mantengin radio sana-radio sini sekedar mencari radio mana yang sesuai sama gue , radio mana yang bisa gue tarik ilmunya dari para penyiarnya
*terutama radio mana yang buka lowongan :p*

mulai mantengin prambors , trax , mustang , hardrock. cari tau aja siapa yang siaran , mulai dari orang-orang yang biasa nongol di tv , trus orang-orang yg sering ngemc.
mulai dengerin 9 to midnight requestnya bayu oktara , dengerin catetan malemnya yudha ,putusnya dagink desta , siarannya panda, molen , ryo , kemal , dw pascahaja , anggia ,sesa darto , dan lain sebagainya
dan banyak radio juga yg gue dengerin. mulai dari prambors , trax , mustang , hardrock , dan laiiin sebagainya. bahkan gue sempet dengerin women radio sama cosmopolitan.

ya, mungkin gue freak terhadap radio.

gue bahkan gamau ganti HP cuma karena ga ada radionya LOL , iya freak abis, geek. * sabodo amat deh gue doyan kok*

kalo kata Yan , kalo lo gak ganggu gue sebodo amat deh. nah, kalo bgini gue ga ganggu lo pada kan. deal!

sampe di suatu saat, gue ga sengaja ngescan salah satu radio. *iya masih ada radio scan-an waktu itu, sekarang kemana ya? :p*

lagunya enak-enak, yang siaran malem juga enak. gue dengerin sampe, scanannya ilang. walhasil balik lagi ke prambors :D

gue gak ketemu radio itu lagi, balik ke rutinitas radio -radio lama yang gue dengerin. sampe suatu saat temen gue pas lagi telpon-telponan geje (baca : abis dicurhatin via telepon) dia cerita
kalo dia tuh lagi suka lagu rindunya kerispatih. dan gue dengen gobloknya : "hah? apaan tuh? solois? apa merk sosis?" *ternyata pas udh denger lagunya gue sering denger lagu itu :O*

berhubung temen gue udah pasrah ngasih tau gue dia bilang, lo dengerin aja 88,4 diantara jam 6 sampe 9 , biasanya lagu itu pasti diputer.

and here we go, 88,4 global radio, waktu itu lagi program indolisten, 3 hours non stop with indonesian song, program yang bikin gue banyak tau lagu-lagu Indonesia dari yg lama sampai terupdate.

and it's almost uhm 3 years++? Gue gak bener-bener dengerin mereka dari awal banget, tapi gue masih sempet ngedengerin mereka saat perayaan 1 tahunnya mereka.

and i'm still with them . yey *norak mode : on*.

jaman-jamannya ditan masih siaran sore *gue inget banget dulu sering banget ikutan fitur proffessor of the daynya :D* , sampe sekarang jadi kafe sore.

Jaman-jaman masih Indolisten sampe Musikas sekarang *yang sayangnya jadi cuma sejam :P*

jaman-jaman global radio masih dengan kelas malam - Romeo on the radio - project love,intothenight,global dance sampe sekarang Into the night+global dance doang :)

jaman mereka baru mulai dan kemudian merayakan setahunannya, sampe sekarang udah jadi radio nomer 1 :)

and i'm still with them, masih suka dengerin walau ga serajin dulu. *bilang aja mulai ga dengerin lan* *dilempar batako*

ga kok, gue masih dengerin, berhubung dulu belajarnya males tapi masih bisa handle jadi ada banyak waktu untuk dengerin dari siaran paling pagi sampe siaran malemnya selesai. kalo sekarang mana bisaaaa -.-

dan selama itu juga gue ngerasain pengen banget bisa masuk studionya dan kemudian ikutan siaran. *dan ga dapet-dapet*

sampe akhirnya sabtu kemaren tanggal 20 maret gue bisa siaran.

emang global punya program untuk ngajak pendengarnya buat bisa nyoba siaran sama penyiar global (global people) selama 2x dalam 1 bulan tertentu.

dari dulu gue pengen ikutan, cuma ga pernah pas dapetnya. entah lagi sibuk ujian jadi takut mau nyoba. atau nyoba pas lagi rame , jadi ga dapet , atau bahkan persyaratannya lagi ribet *paling males bikin sample suara*

and that was so real. tgl 20 Maret 2010 for the first time gue bisa masuk dalem studionya global, dan siaran disana , sama yan pula. lengkap.

awalnya, gue sempet nanya-nanya sama produser program global Dips (nama program untuk siaran barengnya) , sekarang persyaratannya apa dan segala macem. tapi belom sempet ngirimin. apalagi waktu siarannya biasanya sabtu dan gue harus nuker naskah ke gagasmedia.
gue mengurungkan niat gue untuk coba mendaftar, at least sampe kontrak kerjasama di gagas selesai.

dan ditengah kontrak kerja gue dengan gagas, tiba-tiba gue di bbm sama si pak produser mr Sahil Mulachela. " Lan lo jadi dips sabtu ini yak? "

totally, gue diem. antara takut dan pengen joget-joget ditengah api unggun *enggak gue ga main bambu gila*. antara takut ga bisa bagi waktu di hari sabtu antara global-gagas .
kebon sirih-Montong siaran 11-12 dan gue udah harus di gagas jam 1. Dan kereta baru ada jam SATU. pinter.

ragu tapi mau,

and I said Yes! for the DIPS offer.

*entah setan apa yang bilang, tapi gue berpikir positif aja kalo gue bisa sampe di gagas waktu yang lain belom pulang*

briefing hari jumat siang, dan siaran besoknya.

and i'm totally nervous a lot, bisa siaran sama pangeran berkuda putih yang imut-imutnya juliana anita :p *ditabok jily* salah satu dari 3 orang yang gue pengen banget siaran bareng.

orang yang dulu gue dengerin, gue tungguin tiap malem. dan benar, hari itu dia siaran sama gue, wooohoooo, ini mah namanya nyelesaiin resolusi ++.

yep, salah satu resolusi yang gue buat adalah gue pengen bisa dengerin suara gue di radio, tahun ini cukup itu aja , ga muluk-muluk, mau di on-airin atau apa kek terserah. dan ternyata dapetnya siaran langsung di studio , sama Yan pula.

dan siaranlah kita, sabtu dengan bodohnya gue datang kirain masih lama gataunya udah jam 10. baru dateng langsung disuguhin hidangan bahwa : gue harus cari topik sendiri.

jedeeer, skak mat! gue lagi blank , nervous , dan disuruh cari topik. seriously gue gak bisa mikir. mau ngambil tema ujian, bakalan dipake dips yg besoknya (hai!). walhasil, gue searching dengan komputernya ilham :p

gue pun menuliskan satu buah kata : Geek *sumpah ga kepikiran lagi yg lain*

alesannya simple, soalnya kalo dikampus, geek terkesan kaya freak, padahal geek dan freak beda, makanya gue mikir untuk ambil tema itu aja,

dan siaran dimulai, we'll deliver geek by definition then we're gonna ask sahabat muda (sebutan pendengar global) are you geek? in what?

dan dengan mudahnya gue ngejawab, gue #math geek :D ga mungkin kan gue bilang gue programming geek, emang gue si wanita yang mengambil kelas programming dimana wanitanya hanya 2 berbanding sekian dan sudah jatuh cinta dengan programming semenjak smp karena VB :D *ditabok bibay*

siaran pertama, suruh perkenalan siapa gue, dan dengan gemetarnya suara gue , memperkenalkan diri dan, kampus gue yang bunder, yang kantinnya katanya kaya kandang :O

dan bersiaranlah gue disana , sambil haha hihi sama yan kalo pas lagi lagu, ngobrol-ngobrol, yah secara kan ya, walau udh tau yan, gue baru ketemu sama dia cuma uhm.. 2x ama pas siaran pertama, 1x cuma liat doang, gue liat dia kaga (nah yg ini kaga diitung), dan sekali pas ketemu di MGK kemayoran, nonton the master. itupun ga ngobrol banyak, banyakan cuma ym-sms-twitteran.

pengennya sih abis siaran masih bisa main-main disana, tapi apa daya, gagas menunggu gue, langsunglah gue ngejer bus buat balik ke depok. dan siaran pertama selesai dengan, cukup mengecewakan buat gue, karena gue goblok banget.

Siaran kedua, harusnya tanggal 10, berhubung plenonya gagas dipindah tanggal 10, gue minta siaran gue dipindah tanggal 3.

dan yak, sodara-sodara, tanggal 3 kemaren gue sudah menuntaskan siaran DIPS gue di global radio *membungkuk terimakasih buat yang sudah mendengarkan*

gue udah ga terlalu grogi kaya kemaren, walau groginya masih ada *maunya apa sih*, malah banyak bertukar cerita sama yan dan dengan jawaban-jawaban on-air yang spontan, ga kepikiran sama gue sebelum on-air.

dan temanya pas banget, "long weekend identik sama apa dan sesuatu yang baru yang lo coba di long weekend elo maunya apa?". Jawaban dalam hati gue : SIARAN! tapi pas on-air jawaban spontan gue bukan itu -____-

kali ini juga lebih banyak yg dengerin daripada waktu pertama, karena emang gue diem-diem aja sih waktu pertama :D

and it's been a lot of pleasure bisa siaran disana, bisa dapetin pengalaman baru, dan dapet temen baru. Selama ini orang menganggap siaran itu gampang, I disagree tapi belom pernah ngerasain. and after all, i know it's not easy. gue udah nyobain, dan ga mudah untuk bisa jadi seorang penyiar. *tapi tetep pengen bisa jadi penyiar / presenter*

and that was, my last march (and a lil bit april's first week) in 2010. Gila, maret udah ngurangin 3 resolusi gue. semoga yang lainnya bisa dikurangin lagi, AMIN!

Gimana dengan resolusi anda? *pertanyaan retorik*

o_O

* gue cuman ngambil foto-foto studionya global doang hahahaha

nyampah - update

yooo... apa kabar semuanya? looooooooooooooooong time no blogging (o nya sampe banyak saking lamanya gak blogging) maafkan gue yang tak pernah menyentuh blog ini lagi :p

jadi ceritanya sekarang gue lagi nunggu kelas,dan hari ini gue kuliah 8 ke 9 dan BOLONG sampe jam 1, perfect emang, masuk pagi dengan muka bantal dan rambut acak-acakan plus keringet diseluruh badan (efek lari-lari ngejer kelas yang nyariiiiis telat) dan kemudian harus nunggu sampe jam 1, asik abis *ngiris urat nadi*

tapi , ada efeknya juga sih, jadi iseng-iseng maen internet (disangka congklak apah?) dan nyasar ke blog orang, kocak, jadi semangat buat ngisi blog lagi. pertanyaannya, gue harus isi apa? *ditabok*

my activity? nooo its a big no since i knew there's someone sucks outside viewing my blog.

funny things? gue bukan komeng.

petuah hidup? kaya gue orang bener aja.

so... what's gonna be my written text here?

i don't know. *mikir dulu yaak, iseng update blog doang*