#marmutmerahjambu err..

Berbicara soal musik, semua orang punya selera yang berbeda-beda. Bahkan kalau saudara sedarah pun. Gue dan kakak gue sama-sama suka musik, walau kita sama sekali menyukai genre yang sangat bertolak belakang. Sama seperti gue dan kakak gue, gue dan beberapa orang juga punya kesamaan dan perbedaan. Sama-sama suka membaca karyanya Raditya dika, tapi mungkin kita punya perbedaan pendapat tentang karya itu.

Ketika tahu Buku kelimanya raditya dika marmut merah jambu mengangkat suatu tema percintaan, mungkin beberapa orang berfikir bahwa buku ini akan jadi tidak menarik karena orang-orang seperti ini menyukai seorang raditya dika dari isi bukunya yang dianggap lucu. Atau orang tipe kedua dari kasta klasifikasi fans berat raditya dika menurut gue adalah orang yang mata hatinya tertutup karena untuk apapun yang raditya dika tulis pasti dianggap lucu dan keren bukunya. Typically orang yang ngefans sama orang-bukan karyanya.

Anyway gue masuk mana? Gak dimana-mana di dalam dua kasta itu.

Ketika buku ini dikabarkan keluar dengan cerita percintaan yang dianggap orang jauh lebih serius dibanding bukunya terdahulu, pikiran gue keinget sama salah satu postingan radith yang berjudul orang yang jatuh cinta diam-diam. Entah kenapa gue suka postingan itu, dan gue juga salah satu penggemar tulisannya orang yang satu ini kalo lagi bener. Well, ya, gue tadinya girang waktu ternyata si penulis satu ini mau ngeluarin buku yang berbeda dari kemaren-kemaren. Tadinya.. *ditendang

Reading this book, bikin gue cukupk mengernyitkan dahi. Is this him? beda banget sama yang biasanya ditulis dia, entah di blog ataupun buku-buku sebelumnya.

Membaca chapter pertama, judul chapter yang sama dengan yang pernah gue baca di blog, namun dengan isi yang berbeda. Entah kenapa, gue tetep suka dengan versi orang yang jatuh cinta diam-diam di versi ini. Bukan cerita komedi, yang ditulis dengan campuran unsur komedi dan ditutup dengan suatu pandangan atas cinta diam-diam itu sendiri. Ini salah satu part yang paling gue suka di buku ini.

Chapter dua , gue bisa bilang gue cuma suka banget paragraf terakhirnya. Selebihnya suka sih, cuma menurut gue entah apa, tapi ada yang kurang di chapter ini, rasanya agak flat cenderung drop unsur komedinya.

Masuk chapter 3, well this is it! *ala farah quinn chapter 3 ini adalah chapter yang membuat buku ini terlihat raditya dika seperti biasanya. Unsur fun dan lucu yang biasa dia bangun di buku-buku sebelumnya bisa ditemukan disini, cerita dia dan edgar yang seperti biasa penuh dengan celaan.

Chapter 4 dan 5, gue cukup membaca novel ini seperti layaknya novel dengan unsur percintaan yang biasanya banyak di toko buku. Dan di part inilah gue mulai merasa bosan dengan paragraf-paragraf terakhir penutup cerita di Marmut Merah Jambu.

Chapter 6-7-8 I do some laughing and hard thinking dan penuh kebosanan di part 7-8. mungkin chapter 7-8 buat gue cukup membosankan karena gue pernah baca ini di blognya, sesuatu yang menurut gue cukup..mengecewakan. *abis ini gue ditemukan dengan jidat bolong

Chapter 9 dan 10 adalah chapter yang berbeda secara tema , isi dan cara penulisan. But, menurut gue dua chapter ini adalah chapter yang paling the best di novel ini. Dua chapter yang penuh 'feel' untuk tiap temanya.

Chapter 11-12 gue idem sama chapter 4-5

dan chapter terakhir i'll go back to my opinion for 1st chapter.

Over-all gue punya beberapa pandangan mengenai pembaca buku ini when I see from the readers itself.
Pertama : orang yang emang udah ngefans gila sama raditya dika, sampe satu buku ini bakalan dibilang “bagus banget bang! Sukses! Aaaa gue mau minta tanda tangan lo dong! Mau foto bareng! Mau minta muka lo dong! *emang ada ya?”

kedua : Orang-orang yang : “ah kok serius banget sih” atau “ ah kurang lucu nih” atau “ah kok gak lucu sih, boring bacanya” orang-orang tipe ini adalah orang penggemar komedi dan pengen mati ketawa, makanya mereka selalu menunggu humor-humor yang memang mereka suka, dan kebetulan buku raditya dika sebelumnya dominan humornya.

Dan gue lagi-lagi bukan keduanya. Overall menurut gue, buku ini cukup bagus di mata gue, *walaupun ada beberapa hal yang bisa dihujat * gue suka beberapa pandangan-opini-dan curhatan di buku ini, walaupun itu gak lucu dan cenderung serius. Gue suka sketsanya dio disini *ganyambung dan gue harus jujur buku ke lima ini adalah buku yang gue cukup suka tapi bukan berarti paling suka. Biasanya gue membaca buku dari si penulis ini *apa susahnya si nulis namanya lan? Haha * gue merasa oke atau busuk-busuknya flat, dan disini gue merasakan ada beberapa yang merasa flat, oke sampai drop. Gue sedikit mengharap sih, dengan membaca tulisan raditya dika dengan tag lagi bener, dia bakalan membuat buku ini at least ada satu tulisan yang bener-bener terbaca lagi bener. In fact : no, agak kecewa sih walau cukup terbayar dengan beberapa cerita yang cukup seriusnya. Kalo bisa dibilang puas dengan buku ini, ya, gue puas dengan segala kematurity-an yang ada di buku ini, the way he serves his readers with all comedy and serious way. But melihat karyanya dia, gue merasa ini bukan sesuatu yang paling maksimal sekali yang pernah dia bikin. Gue yakin raditya dika bisa bikin suatu tulisan yang jauh lebih 'mapan' dari marmut merah jambu. I do believe.

Rate : 3/5.


hati-hati setelah membaca. Efek :